Jumat, 18 Maret 2011

askep anak dengan esefalitis

 ENSEFALITIS
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent.

  1. PATOGENESIS ENSEFALITIS
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
Kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
Permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.
Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremintas dan pucat .
Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gamgguan kesadaran, kejang.
Kadang-kadang disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia, Paralisis syaraf otak.

     Penyebab   Ensefalitis:
     Penyebab terbanyak : adalah virus
    Sering                         : - Herpes simplex
     - Arbo virus
    Jarang              : - Entero virus 
                                                                - Mumps                        
                                                                - Adeno virus
                          Post Infeksi     : - Measles
                                                    - Influenza
                                                                - Varisella     
                         Post Vaksinasi : - Pertusis


Ensefalitis supuratif akut :
Bakteri penyebab Esenfalitis adalah :
taphylococcusaureus,Streptokok,E.Coli,Mycobacterium dan T. Pallidum.

Ensefalitis virus:
Virus yang menimbulkan adalah virus R N A (Virus Parotitis) virus morbili,virus rabies,virus rubella,virus denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes Zoster,varisela,Herpes simpleks,variola.

Gejala-Gejala yang mungkin terjadi pada Ensefalitis :
















ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS
DI RUANG ANAK RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA


Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.
Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari , sakit kepala.           
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan.
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dll. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus , E , Coli ,dll.
Kapan terakhir diberi imunisasi DTP
Karena ensefalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.

sumber air yang dipergunakan dari PAM atau sumur ,kebiasaan buang air besar di WC,lingkungan penduduk yang berdesakan (daerah kumuh)
Biasanya menyerang klien dengan status ekonomi rendah.
Biasanya klien dengan gizi kurang asupan makana dan cairan dalam jumlah kurang dari kebutuhan tubuh.,
Dengan adanya mual, muntah, kepalah pusing, kelelahan.
      .              
Postur tubuh biasanya kurus ,rambut merah karena kekurangan vitamin A,berat badan kurang dari normal.
Menurutrumus dari BEHARMAN tahun 1992 ,umur 1  sampai 6 tahun
Umur (dalam tahun) x 2 + 8
Tinggi badan menurut BEHARMAN umur 4 sampai 2 x tinggi badan lahir.
Perkembangan badan biasanya kurang karena asupan makanan yang bergizi kurang.
Pengetahuan tentang nutrisi  biasanya pada orang tua anak yang kurang  pengetahuan tentang nutrisi.
Yang dikatakan gizi kurang bila berat badan kurang dari 70% berat badan normal.

Biasanya pada pasien Ensefalitis karena pasien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi obstipasi.
Biasanya pada pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal frekuensi normal.
Jika kebutuhan cairan terpenuhi.
Jika terjadi gangguan kebutuhan cairan maka produksi irine akan menurun ,konsentrasi urine pekat.
                                     
Biasanya pola tidur dan istirahat pada pasien Ensefalitis biasanya tidak dapat dievaluasi karena pasien sering mengalami apatis sampai koma.
         
                         a   Aktivitas sehari-hari : klien biasanya terjadi gangguan karena bx Ensefalitis dengan gizi buruk mengalami kelemahan.
                         b   Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi kelemahan maka latihan gerak dilakukan latihan positif.
                              Upaya pergerakan sendi : bila terjadi atropi otot pada px gizi buruk maka dilakukan latihan pasif sesuai ROM
                             
Kekuatan otot berkurang karena px Ensefalitisdengan gizi buruk .
                              Kesulitan yang dihadapi bila terjadi komplikasi ke jantung ,ginjal ,mudah terkena infeksi ane
berat,aktifitas togosit turun ,Hb turun ,punurunan kadar albumin serum ,gangguan pertumbuhan.           
                              Interaksi dengan keluarga / orang lain  biasanya pada klien dengan Ensefalitis kurang karena kesadaran klien menurun mulai dari apatis sampai koma.
Pada klien Ensenfalitis umur > 4 ,pada persepsi dan konsep diri
Yang meliputi Body Image ,seef Eslum ,identitas deffusion deper somalisasi belum bisa menunjukkan perubahan.
a.  Sensori
       -  Daya penciuman                                                                              -  Daya  rasa                                                                     -  Daya raba                                                   
       -  Daya penglihatan                                                   
       -  Daya pendengaran
9.         Pola Reproduksi Seksual
Bila anak laki-laki apakah testis sudah turun ,fimosis tidak ada.
                                    Pada pasien Ensefalitis karena terjadi gangguan kesadaran  :
                                    -  Stress fisiologi à biasanya anak hanya dapat mengeluarkan 
                                             air mata saja ,tidak bisa menangis dengan                                          keras (rewel) karena terjadi afasia.
                         11.        Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
              Anak umur 3-4 tahun belumbisa dikaji              
            
PEMERIKSAAN LABORATORIUM / PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambaran cairan serebrospinal dapat dipertimbangkan meskipun tidak begitu membantu. Biasanya berwarna jernih ,jumlah sel 50-200 dengan dominasi limfasit. Kadar protein kadang-kadang meningkat, sedangkan glukosa masih dalam batas normal.

Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difus (aktifitas lambat bilateral).Bila terdapat tanda klinis flokal yang ditunjang dengan gambaran EEG atau CT scan dapat dilakukan biopal otak di daerah yang bersangkutan. Bila tidak ada tanda klinis flokal, biopsy dapat dilakukan pada daerah lobus temporalis yang biasanya menjadi predileksi virus Herpes Simplex.


DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING TERJADI


DIAGNOSA  KEPERAWATAN  I.
Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
Tujuan:
           -  tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
           -  Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi
endogen


      
Intervensi
R/. menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder . mengontrol penyebaran Sumber infeksi, mencegah pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi saluran nafas atas.
R/. Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan
Meningkosamia .
R/. Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas individu.

DIAGNOSA KEPERAWATAN II

Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum
            Tujuan             :

Kriteria hasil    :


Intervensi :
1.   Berikan pengamanan pada pasien dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
R/. Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah tidak
      Tergigit.
      Catatan: memasukkan pengganjal mulut hanya saat mulut relaksasi.
R/. Menurunkan resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.
Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.
   R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang.
R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan lanjutan.

 

DIAGNOSA KEPERAWATAN  III

Resiko terjadi kontraktur b/d kejang spastik berulang
Tujuan             :
Ktiteria hasil    :
Intervensi
Terjadi kekacauan sendi.
R/ . Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan mau
       Membantu program perawatan .
R/    Melatih melemaskan otot-otot, mencegah kontraktor
R/    Dengan melakukan perubahan posisi diharapkan peR/usi ke
       Jaringan lancar, meningkatkan daya pertahanan tubuh .
R/   Dengan melakukan observasi dapat melakukan deteksi dini bila
       Ada kelainan dapat dilakukan inteR/ensi segera
Indikasi
R/   Diberi dilantin / valium ,bila terjadi kejang  spastik ulang












DAFTAR PUSTAKA


Laboratorium UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi,
            Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya, 1998
Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
            1997.
Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan
Laboratorium, Kelompok Minat Penulisan Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Sutjinigsih (1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda